Blogroll

6/25/15

Nyoba Berpuitis ala Anak Autis Padahal Memang Autis Dari Orok

 Tapi aku mau mengulangnya sekali lagi saat kuputuskan berangkat pada senja yang dingin bahkan kupikir kalimat yang lebih tepat adalah senja yang mau bilang rindu tapi baginya sepatahkata pun tak cukup merundung rasa rindunya. Dan aku yang saat itu bersama seorang teman menyusur sebuah tempat yang aku rasa akan lebih indah bila menyebutnya “acara manggang bersama”. Bukan acara manggang, makan bersama atau nyanyi bersama tapi jujur yang paling kurindukan adalah saat kebersamaan itu, saat dimana kita mengenallebih dekat, saat kita punya banyak waktu untuk  memeluk malam atau saat kita merasaakan perasaan suka untuk kesekian kalinya.

Aku mau duduk di sampingnya untuk waktu yang lama, seperti waktu binar matanya terbias oleh cahaya rembulan saat itu, atau saat tawanya memekik mengisi keramaian malam itu. Atau bahkan lelucon –lelucon yang ia tawarkan pada milyaran cahaya di atas langit sana. Aku mau mengulangnya lagi. Walau akhirnya aku tak mampu membuatnya tinggal untuk waktu yang lama…..

Dan satu malam itu kita jadi lebih mengenal dan sama – sama baru menyadari, pembatas itu adalah waktu..

Ketika perasaan kami terhambur pada suatu malam yang ramai oleh cahaya, dan satu dawai terhentak dengan gesekan dahan pohon yang seolah mau menggapai kami. saat itu.. malam itu.. kami menyatu dalam sebuah lagu..

Cerita –cerita itu kusampaikan padamu dengan begitu banyak perasaan yang kutumpahkan di dalamnya,dan air mata itu untuk menghapus luka di masa lalu.

Aku tersipu untuk seuntai senyuman pada wajahmu, dan tak bisa melupakan waktu itu

Ingin rasanya menoleh ke belakang, berharap kamu lakukan hal yang sama. Seolah cahaya itu hanya bersumber padamu, dan aku bergantung pada cahaya itu.

saat aku merasakan malam yang panjang, saat bagian dari diriku masuk ke dalammu. Saat seberkas sinar pun tak cukup mengganti bayangmu.

Dan aku jadi mengingat saat kita mengendap pada hari yang salah, saat kita sama –sama menyadari hal yang sama.

Dan ketika itu aku jadi mengingat luka itu, dan saat kutatap bayangmu aku seperti sembuh dari luka itu

Akuingin mereguk asa bersamamu seperti desir gitar yang menarik melodi-melodi keluar dari diriya

Dan saat kau pulang satu persatu, saat satu dari diriku hilang dan pudar seperti satu sinar bulan yang ditutup bayang mentari pagi.

Aku ingin merasakan satu nectar itu lagi, saat kau menannyakan suatu hal tentangku, atau saat kau tertawa padaku

Namun bagaimanapun aku ingin kau yang lain lagi datang padaku, merasakan malam yang sama, merasakan rangkulan, dawai music itu, bernyanyi bersama seperti waktu sinar  mentari merekah di ufuk timur dan saat senja menutup selimut waktunya.






0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Hello It's Me NooBi Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger