Tapi aku mau mengulangnya sekali lagi saat
kuputuskan berangkat pada senja yang dingin bahkan kupikir kalimat yang lebih
tepat adalah senja yang mau bilang rindu tapi baginya sepatahkata pun tak cukup
merundung rasa rindunya. Dan aku yang saat itu bersama seorang teman menyusur
sebuah tempat yang aku rasa akan lebih indah bila menyebutnya “acara manggang
bersama”. Bukan acara manggang, makan bersama atau nyanyi bersama tapi jujur
yang paling kurindukan adalah saat kebersamaan itu, saat dimana kita mengenallebih
dekat, saat kita punya banyak waktu untuk
memeluk malam atau saat kita merasaakan perasaan suka untuk kesekian
kalinya.
Aku mau
duduk di sampingnya untuk waktu yang lama, seperti waktu binar matanya terbias
oleh cahaya rembulan saat itu, atau saat tawanya memekik mengisi keramaian
malam itu. Atau bahkan lelucon –lelucon yang ia tawarkan pada milyaran cahaya
di atas langit sana. Aku mau mengulangnya lagi. Walau akhirnya aku tak mampu
membuatnya tinggal untuk waktu yang lama…..
Dan satu
malam itu kita jadi lebih mengenal dan sama – sama baru menyadari, pembatas itu
adalah waktu..
Cerita
–cerita itu kusampaikan padamu dengan begitu banyak perasaan yang kutumpahkan
di dalamnya,dan air mata itu untuk menghapus luka di masa lalu.
Aku
tersipu untuk seuntai senyuman pada wajahmu, dan tak bisa melupakan waktu itu
Ingin
rasanya menoleh ke belakang, berharap kamu lakukan hal yang sama. Seolah cahaya
itu hanya bersumber padamu, dan aku bergantung pada cahaya itu.
saat aku
merasakan malam yang panjang, saat bagian dari diriku masuk ke dalammu. Saat seberkas
sinar pun tak cukup mengganti bayangmu.
Dan aku
jadi mengingat saat kita mengendap pada hari yang salah, saat kita sama –sama
menyadari hal yang sama.
Dan ketika
itu aku jadi mengingat luka itu, dan saat kutatap bayangmu aku seperti sembuh
dari luka itu
Akuingin
mereguk asa bersamamu seperti desir gitar yang menarik melodi-melodi keluar
dari diriya
Dan saat
kau pulang satu persatu, saat satu dari diriku hilang dan pudar seperti satu
sinar bulan yang ditutup bayang mentari pagi.
Aku ingin
merasakan satu nectar itu lagi, saat kau menannyakan suatu hal tentangku, atau
saat kau tertawa padaku
Namun
bagaimanapun aku ingin kau yang lain lagi datang padaku, merasakan malam yang
sama, merasakan rangkulan, dawai music itu, bernyanyi bersama seperti waktu
sinar mentari merekah di ufuk timur dan
saat senja menutup selimut waktunya.